6/10/2009

ALI BIN ABU THOLIB - KHULAFAUR ROSYIDIN IV

Khalifah Ali bin Abu Thalib
(35-41 Hijriah/655-661 Masehi)

Kelahiran

Tempat kelahiran Imam Ali r.a., Al Hakim dalam buku "Al Mustadrak", jilid III, halaman 483, antara lain mengemukakan: Ketika itu hari Jum'at, 13 bulan Rajab, 12 tahun sebelum Nabi Muhammad s.a.w. mendapat risalah. Seorang wanita, meskipun perutnya nampak besar sekali, bersama suaminya me¬lakukan tawaf mengelilingi Ka'bah. Wanita yang bernama Fatimah itu tiba-tiba merasakan perutnya sakit. Ketika rasa sakitnya bertambah, segera diberitahukan kepada suaminya, Abu Thalib. Men¬dengar keluhan itu, Abu Thalib segera menggandeng isterinya masuk ke dalam Ka'bah. Menurut perkiraan, isterinya kelelahan. Diharapkan dengan beristirahat sebentar rasa sakitnya akan berkurang.
Kenyataannya tidak seperti yang diperkirakan Abu Thalib. Perut Fatimah bertambah sakit. Fatimah yang sudah berkali-kali melahirkan, telah mengerti isyarat apa yang sedang dialaminya. Sebagai seorang wanita yang shaleh, ia tidak mengungkapkan isyarat itu kepada suaminya. Dia khawatir jika suaminya tahu, tentu maksud suaminya menyelesaikan tawaf akan terganggu. Ia tidak ingin berbuat demikian. Suaminya tetap dianjurkan menyelesaikan tawafnya.
Dalam keheningan dan keredupan Baitullah, rumah Allah, Fatimah merasa perutnya bertambah mulas. Disaat itu yang teringat di hati Fatimah ialah bahwa rasa sakitnya akan berkurang dengan datangnya pertolongan Allah. Fatimah segera mengangkat tangan, yang sebelumnya memegang perut untuk menahan rasa sakit dan dengan suara sayu tersengal-sengal berucap: "Ya Allah, Ya Tuhanku. Aku bernaung kepada-Mu, kepada utusan-utusan-Mu dan Kitab-kitab yang datang dari-Mu. Aku percaya kepada ucapan datukku Ibrahim, pendiri rumah ini. Maka demi pendiri rumah ini dan demi jabang bayi yang ada di dalam perutku, aku mohon kepada-Mu untuk dimudahkan kelahirannya". Beberapa saat seusai mengucapkan doa, lahirlah bayi dengan selamat. Bayi ini adalah putra keempat dari Fatimah. Sepanjang ingatan orang, inilah untuk pertama kali seorang wanita melahirkan puteranya dalam Ka'bah. Kelahiran bayi ini hanya disaksikan oleh ayah bundanya saja.Kejadian yang luar biasa ini, beritanya segera tersiar ke berbagai penjuru. Berbondong-bondonglah mereka, terutama keluarga Bani Hasyim, datang ke Ka'bah, guna menyaksikan bayi yang baru lahir. Di antara yang datang ialah Nabi Muhammad s.a.w. Bayi ini saudara sepupu beliau sendiri. Beliau menggendong bayi tersebut, kemudian bersama ayah-ibunya pulang ke rumah Abu Thalib.Meskipun bayi ini merupakan putera keempat, namun oleh ayahnya dipandang sebagai kurnia besar yang dilimpahkan Allah SWT kepada keluarganya. Kegembiraan Abu Thalib ini tercermin dari perintah yang segera dikeluarkan untuk menyelenggarakan pesta walimah. Guna memeriahkan pesta itu, beberapa ekor ternak dipotong. Pemuka-pemuka Quraiys diundang mengunjungi pesta itu, sebagai penghormatan atas kelahiran puteranya. Pada kesempatan itulah Abu Thalib mengumumkan pemberian nama "Ali" kepada puteranya yang baru lahir. "Ali" berarti "luhur".

Sejarah Perjuangan

Utsman bin Affan wafat. Warga Madinah dan tiga pasukan dari Mesir, Basrah dan Kaufah bersepakat memilih Ali bin Abu Thalib sebagai khalifah baru. Menurut riwayat, Ali sempatmenolak penunjukan itu . Namun semua mendesak untuk memimpin umat. Pembaitan Ali punberlangsung di masjid Nabawi.Ali adalah salah seorang sahabat paling dekat dengan Rasul. Sewaktu kecil, Muhammad diasuh oleh Abu Thalib pamannya yang juga ayah Ali. Setelah berumah tangga dan melihat Abu Thalib hidup kekurangan, Muhammad memelihara Ali di rumahnya. Ali dan Zaid bin Haritsah anak angkat Muhammad adalah orang pertama yang memeluk Islam, setelah Khadijah dan mereka selalu salat berjamaah.Kecerdasan dan keberanian Ali sangat menonjol di lingkungan Quraisy. Saat anak-anak, ia telahmenantang tokoh-tokoh Quraisy yang mencemooh Muhammad SAW. Ketika Muhammad SAW hijrah dankaum Quraisy telah menghunus pedang untuk membunuhnya, Ali tidur di tempat tidur Muhammad SAW serta mengenakan mantel yang dipakai Rasul itu. Di medan perang, dia adalah pejuang yang sangat disegani. Baik di perang Badar, Uhud hingga Khandaq. Namanya semakin sering dipuji setelah ia berhasil menjebol gerbang benteng Khaibaryang menjadi pertahanan terakhir Yahudi. Menjelang Rasul menunaikan ibadah haji, Ali ditugasi untuk melaksanakan misi militer ke Yaman dan dilakukannya dengan baik.
Mengenai kecerdasannya, Muhammad SAW pernah memuji Ali dengan kata-kata: "Saya adalah ibukotailmu dan Ali adalah gerbangnya." Kefasihan bicara Ali dipuji oleh banyak kalangan. Rasulkemudian menikahkan Ali dengan putri bungsunya, Fatimah. Setelah Fatimah wafat, Ali menikah dengan Asmah janda yang dua kali ditinggal mati suaminya, yakni Ja'far (saudara Ali) dan khalifah Abu Bakar.
Sebagai khalifah ia mewarisi pemerintahan yang sangat kacau. Juga ketegangan politik akibatpembunuhan Utsman. Keluarga Umayah menguasai hampir semua kursi pemerintahan. Dari 20gubernur yang ada, hanya Gubernur Irak Abu Musa Al-Asyari yang bukan keluarga Umayah.Mereka menuntut Ali untuk mengadili pembunuh Utsman. Tuntutan demikian juga banyakdiajukan tokoh netral seperti janda Rasulullah Aisyah, juga Zubair dan Thalhah -dua orangpertama yang masuk Islam seperti Ali.Beberapa orang menuding Ali terlalu dekat dengan para pembunuh itu. Ali menyebut pengadilan sulit dilaksanakan sebelum situasi politik reda. Ia bermaksud menyatukan negara lebih dahulu.Untuk itu, ia mendesak Muawiyah bin Abu Sofyan -Gubernur Syam yang juga pimpinan keluargaUmayah-untuk segera berbaiat kepadanya.Muawiyah menolak berbaiat sebelum pembunuh Ustman dihukum. Ali siap menggempurMuawiyah. Sejumlah sahabat penting seperti Mughairah, Saad bin Abi Waqas, Abdullah anakUmar menyarankan Ali menunda serangan itu. Begitu juga sepupu Ali, Ibnu Abbas. Tapi Aliberkeras, sehingga Ibnu Abbas mengeritiknya: "Anda ini benar-benar panglima perang, bukannegarawan.".Ali segera menyusun pasukan. Ia berangkat ke Kufah, wilayah yang masyarakatnya mendukung Ali. Ia tinggalkan ibukota Madinah sepenuhnya, bahkan seterusnya, untuk langsung memimpin perang. Hal yang tak lazim dilakukan para pemimpin negara. Setahun sudah berlalu, pembunuh Ustman belum ditindak.Langkah ini makin mengundang kritik dari kelompok Aisyah. Aisyah, Thalhah dan Zubair lalumemimpin 30 ribu pasukan dari Mekah. Pasukan Ali yang semula diarahkan ke Syam terpaksadibelokkan untuk menghadapi Aisyah. Terjadilah peristiwa menyedihkan itu: perang antar Muslim.Aisyah memimpin pasukannya dalam tandu tertutup di atas unta. Banyak pasukan juga mengendarai unta. Maka perang itu disebut Perang Unta. Sekitar 10 ribu orang tewas dalamperang sesama Muslim ini. Aisyah tertawan setelah tandunya penuh anak panah. Zubair tewasdibunuh di Waha Al-Sibak. Thalhah terluka di kaki dan meninggal di Basra.Kesempatan pun dimanfaatkan oleh Muawiyah. Ia menggantungkan jubah Ustman yang berlumur darah, serta potongan jari istri Ustman, di masjid Damaskus untuk menyudutkan Ali.Pihaknya bahkan menuding Ali sebagai otak pembunuhan Ustman. Muawiyah berhasil menarikAmru bin Ash ke pihaknya.Amru seorang politisi ulung yang sangat disegani. Ia diiming-imingi menjadi Gubernur Mesir.Abdullah, anak Amru yang saleh, menyarankan ayahnya untuk menolak ajakan Muawiyah.Namun Muhammad -anaknya yang suka politik-menyarankan Amru mengambil kesempatan.Amru tergoda. Ia mendukung Muawiyah untuk menjadi khalifah tandingan.Kedua pihak bertempur di Shiffin, hulu Sungai Eufrat di perbatasan Irak-Syria. Puluhan ribuMuslim tewas. Di pihak Ali, korban sebanyak 35 ribu di pihak Muawiyah 45 ribu. Dalam keadaanterdesak, pihak Muawiyah bersiasat. Atas usulkan Amru, mereka mengikat Quran di ujungtombak dan mengajak untuk "berhukum pada Quran."Pihak Ali terbelah. Sebagian berpendapat, seruan itu harus dihormati. Yang lain menyebut ituhanya cara Muawiyah untuk menipu menghindari kalah. Ali mengalah. Kedua pihak berunding.Amru bin Ash di pihak Muawiyah, Abu Musa -yang dikenal sebagai seorang saleh dan tak sukapolitik- di pihak Ali. Keduanya sepakat untuk "menurunkan" Ali dan Muawiyah. Namun Amrukembali mengingkari kesepakatannya.Situasi yang tak menentu itu membuat marah Hurkus komandan pasukan Ali yang berasal darikeluarga Tamim. Hurkus adalah seorang yang lurus dan keras. Caranya memandang masalah selalu "hitam putih". Karena cara berpikirnya yang sempit, ia pernah menggugat Rasulullah.Sekarang ia menganggap Muawiyah maupun Ali melanggar hukum Allah. "Laa hukma illallah(tiada hukum selain Allah)," serunya. Pelanggar hukum Allah boleh dibunuh, demikian pendapatnya. Kelompok Hurkus segera menguat. Orang-orang menyebut kelompok radikal ini sebagai"khawarij" (barisan yang keluar). Mereka menyerang dan bahkan membunuh orang-orang yang berbeda pendapat dengannya. Pembunuhan berlangsung di beberapa tempat. Mereka berpikir,negara baru akan dapat ditegakkan jika tiga orang yang dianggap penyebab masalah, yakni Ali,Muawiyah dan Amru dibunuh. Hujaj bertugas membunuh Muwawiyah di Damaskus, Amru bin Abu Bakar membunuh Amru bin Ash di Mesir dan Abdurrahman bin Muljam membunuh Ali di Kufah. Muawiyah yang kini hidup dengan pengawalan ketat bagai raja hanya terluka. Amru bin Abu Bakar salah bunuh orang imam yang menggantikan Amru bin Ash.
Wafatnya Ali bin Abi Thalib

Dikisahkan Imam Ali terkantuk mimpi melihat Rasul Allah s.a.w. Dalam mimpi ia bertanya kepada putera pamannya itu: "Ya Rasul Allah, apakah yang harus kuperbuat terhadap ummatmu yang serong dan saling bermusuhan?" Beliau menjawab: "Mohonlah pembalasan buruk bagi mereka kepada Allah!" Imam Ali kemudian berdoa: "Ya Allah, gantilah mereka itu dengan orang-orang yang baik bagiku, dan gantilah aku dengan orang yang lebih buruk bagi mereka!"Dalam mimpinya itu ia pun melihat kaum fakir miskin dan kaum lemah lainnya bersama-sama orang-orang yang kuat sedang berada di dalam sebuah bahtera oleng terpukul badai di tengah lautan. Semua orang yang ada dalam bahtera itu cemas ketakutan menghadapi bahaya di kegelapan malam. Mereka dihempaskan ke sana dan ke mari oleh angin ribut.Itulah akhir mimpi dan kenangan hidupnya menjelang subuh dini hari yang mengantar Abdur Rahman bin Muljam datang menyelinap ke dalam masjid dengan senjata tajam di tangan. Dua hari kemudian ia wafat di Kaufah. Peristiwa itu terjadi pada Ramadhan 40 Hijriah atau tahun 661 Masehi.Maka berakhirlah model kepemimpinan Islam untuk negara yang dicontohkan Rasulullah SAW. Muawiyah lalu menggunakan model kerajaan pemerintahan negara Islam. Ibukota pun dipindah dari Madinah ke Damaskus

1 comment:

bangilan said...

Nabi Muhammad SAW pernah memuji Ali dengan kata-kata: "Saya adalah ibukota ilmu dan Ali adalah gerbangnya." Kefasihan bicara Ali dipuji oleh banyak kalangan. Mudah2 kita bisa mencontohnya ..terima kasih artkel ini sangat bermanfaat ustad