4/22/2009

 




 
 
WALISONGO IXSUNAN GUNUNG JATI

Orang telah sepakat bahwa penyebar agama islam di jawa barat terutama daerah cirebon adalah sunan gunung jati. Sunan gunung jati itu nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah. Antara sunan gunung jati dengan fatahillah atau falatehan seringkali. Terjadi kekacauan. Orang menyangka sunan gunung jati adalah fatatehan atau fatahillah. Sebenarnya sunan gunung jati dan fatahillah adalah dua orang yang berbeda yang satu telah lama bermukim di cirebon satunya lagi adalah pejuang demak yang berasal dari negeri pasai atau malaka.
Setelah malaka jatuh ke tangan portugis. Fatahillah pindah ke demak dan raden trenggono dikawinkan denan adiknya. Lalu fatahilla di tugaskan ke jawa barat. Bersama para pengikuti sunan gunung jati, fatahillah menyerang banten dan sunda kelapa yang dikuasai pajajaran. Kedua tempat itu diserang karena pajajaran telah memperbolehkan portugis membuat benteng di sunda kelapa. Pada tahun 1527 fansisco de sa berhasil diusir dari sunda kelapa, pimpinan portugis itu itu terpaksa kembali ke malaka. Menurut kitab purwaka caruban nagari (ditulis dalam huruf jawa berbahasa kawi cirebon). Pangeran cakrabuana dan adiknya yaitu ratu mas Rarasantang yang sudah masuk islam melaksanakan rukun islam yang ke lima yaitu naik haji ke tanah suci. Putra putri prabu siliwangi ini pada suatu hari di datangi utusan dari sultan Abdullah, mesir. Tujuannya sang sultan ingin melamar ratu mas Rarasantang untuk di jadikan istri.
Konon sultan yang sudah duda itu mendapat petunjuk dan kebetulan jodohnya itu mirip dengan wajah mendiang istrinya. Rarasantang menerima lamaran itu. Pangeran cakrabuana bertindak sebagai wali. Pernikahan dilaksanakan di mesir dengan cara syafil (mahdzab imam syafii). Pangeran cakrabuana sempat tinggal di mesir selama enam bulan sesudah itu dia pulang ke tanah jawa. Rarasantang hidup berbahagia bersama suaminya di negeri mesir. Nama Rarasantang sekarang adalah syarifah mudaim. Ketika syarifah mudaim mengandun tujuh bulan dia diajak suaminya berziarah ke mekkah dan madinah. Di mekkah, syarifah mudaim melahirkan anak pertamanya yaitu anak laki-laki yang kemudian dinamakan syarif hidayatullah.
Dalam usia masih muda (masih kecil) syarif hidayatullah ditinggal mati oleh ayahnya. Ia hanya diasuh oleh ibunya. Dalam usia muda itu dia sudah menunjukan minat yang besar untuk menunjukan mempelajari agama islam. Syarif hidayatullah tekun mempelajari berbagai kitab agama islam. Mulai dari syariat sampai hakikat atau tarekat. Pada usia 20 tahun berguru kepada beberapa syeh di daratan timur tengah. Setelah selesai menuntut ilmu, pada tahun 1470 dia berangkat ke tanah jawa untuk mengamalkan ilmunya.
Istrinya yang pertama adalah nyai babadan. Wanita itu dinikahi pada tahun 1471. dia adalah putrid ki gedeng babadan. Perkawinan dengan nyai babadan ini tidak dikaruniai seorang putra pun. Pada tahun 1475 syarif hidayatullah kawin lagi dengan nyai kawungten, adik bupati banten. Banten pada waktu itu masih berada di bawah kekuasaan pakuan pajajaran. Baru saja usia perkawinan syarif hidayatullah dengan nyai kawunten berusia dua tahun. Istri pertamanya yaitu babadan meninggal dunia. Dari perkawinannya denan nyai kawunten, syarif hidayatullah mendapatkan dua orang keturunan. Yaitu ratu winohan dan pangeran sebakingking. Pangeran sebakingking inilah yang kelak menjadi bupati banten dengan gelar pangeran Hasanudin.
Sebelum syarif hidayatullah datang ke jawa. Ada seorang ulama besar bernama syeh datuk kahfi. Tokoh ini adalah perintis pengembang islam di jawa barat khususnya di daerah yang sekarang bernama cirebon. Syeh datuk kahfi datang bersama 22 muridnya pada tahun 1464. salah seorang muridnya tak lain adalah kakaknya ibu syarif hidayatullah yang bernama pangeran cakrabuana.
Pangeran cakrabuana ini semula bernama paneran walang sungsan, putra prabu siliwangi yang melarikan diri dari pajajaran untuk beruru kepada syeh datuk kahfi. Murid syeh datuk kahfi yang bernama syarifah Baghdad yaitu adik dari syeh Abdurrahman, dinikahi syarif hidayatullah. Dari perkawinan itu lahirlah dua oran anak, yaitu pangeran jayakelana dan pangeran bratakelana. Di antara sekian istrinya, syarif hidayatullah yang kemudian lebih dikenal sebagai sunan gunung jati itu pernah menikah dengan putrid cantik dari daratan cina, yaitu ong tien.
Pada sekitar tahun 1479 sunan gunung jati pergi ke negeri cina dia tinggal di daerah nan king bergelar maulana isnanul kamil. Di sana beliau membuka pengobatan sembari berda’wah agama islam. Pada suatu ketika sunan gunung jati berkunjung ke hadapan kaisar hong gie, pengganti kaisar yung lo dari disnati ming. Dalam kunjungan itu sunan gunung jati berkenalan dengan kaisar yang bernama ong tien. Menurut versi lain, sebenarnya kedatangan sunan gunung jati di negeri cina adalah karena tidak sengaja pada suatu malam beliau hendak melaksanakan shalat tahajjud. Beliau hendak shalat di rumah tapi tidak dapat khusu’. lalu beliau shalat di masjid, juga masih belum khusu’. Beliau heran padahal bagi para wali, shalat tahajjud itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan denan sebaik-baiknya.
Kemudian sunan gunung jati shalat di atas perahu yang ditambahkan di tepi pantai cirebon. Di sana beliau dapat shalat dengan khusu’. Bahkan bisa tidur dengan nyenyak sesuai shalat dan berdo’a. Ketika beliau terbangun beliau merasa heran. Daratan Pulau Jawa tidak nampak lagi. Beliau telah pindah ke Negeri Cina tanpa sepengetahuannya. Besar kemungkinan perahunya terbawa arus ombak. Siapa yang menggerakkan perahu tersebut ? Siapa lagi kalau bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Di Negeri Cina beliau membuka praktek pengobatan. Penduduk Cina yang beobat disuruhnya melaksanakan shalat. Setelah mengerjakan shalat mereka sembuh. Makin hari nama Sunan Gunung Jati makin terkenal. Dia dianggap sebaai sinse atau tabib sakti yang berkepandaian tinggi. Kabar itu terdengar oleh Kaisar. Sunan Gunung Jati dipanggil ke istana. Kaisar Cina sengaja hendak menguji kesaktian Sunan Gunung Jati. Dua orang putrid Kaisar disuruh maju. Seorang diantara mereka sudah punya suami dan sedang hamil dua bulan sehingga perutnya tidak kentara apabila sedang hamil. Sedang yang masih perawan perutnya sengaja diganjal bokor sehingga tampak mengandung. Sunan Gunung Jati di suruh menebak, manakah diantara putri Kaisar yang sedang hamil. Sunan Gunung Jati tahu kalau sedang diuji, maka dia berdo’a agar putri yang masih perawan benar-benar hamil. Tentu saja seisi istana jadi gempar. Kaisar menjadi murka. Sunan Gunung Jati diusir, harus seera meninggalkan Tanah atau daratan Cina. Sunan Gunung Jati menurut. Tapi putri Ong Tien ternyata jatuh cinta pada Sunan Gunung Jati putri Ong Tien minta diantarkan ke Tanah Jawa untuk menyusul Sunan Gunung Jati. Kaisar Hong Gie akhirnya mengijinkan putrinya menyusul Sunan Gunung Jati. Putri Ong Tien dibekali barang-barang berharga seperti bokor, guci dan emas permata. Di kawal tiga orang pembesar, yaitu Pai Li Bang seorang Menteri Negara. Lie Guan Chang dan Lie Guan Hien. Pai LI Bang adalah Murid Sunan Gunung Jati. Pelayaran mereka singgah di Kadipaten Sriwijaya. Begitu mereka datang penduduk menyambutnya dengan meriah. Merekapun merasa heran.
Pai Li Bang bertanya kepada tetua penduduk Sriwijaya, “Ada apa ini?”
“Saya sendiri, “jawab menteri itu. Kontan Pai Li Bang digotong penduduk di atas tandu. Dielu-elukan sebagai pemimpin besar. Pai Li Bang dibawa ke istana Kadipaten Sriwijaya.
Setelah duduk bertanyalah Pai Li Bang : “Sebenarnya apa yang telah terjadi ?” Tetua itu menerangkan : “Bahwa Adipati Arya Damar selaku pemegang kekuasaan Kadipaten Sriwijaya telah meninggal dunia. Penduduk merasa bingung mencari penggantinya, Karena putra Adipati Arya Damar sudah menetap di Pulau Jawa yaitu Raden Patah dan Raden Timbal. Dalam kebingungan itu muncullah Sunan Gungung Jati. Beliau berpesan bahwa sebentar lagi akan datang rombongan muridnya dari neeri Cina, namanya Pai Li Bang. Muridnya itulah yang pantas menjadi pengganti Arya Damar. Sebab Muridnya itu adalah seorang menteri di negeri Cina.
Setelah berpesan demikian Sunan Gunung Jati meneruskan pelayarannya ke Tanah Jawa. Pai Li Bang memang muridnya. Dia semakin kagum, gurunya itu tahu sebellum kejadian, tahu kalau dia bakal menyusul ke Nusantara. Maka Pai Li Bang tidak menolak keinginan Gurunya. Dia bersedia menjadi Adipati di Sriwijaya. Sesudah Pai Li Bang meninggal Kadipaten Sriwijaya dinamakan sesuai dengan namanya yaitu Kadipaten Pai Li Bang. Karena lidah orang Sriwijaya maka nama itu akhirnya berubah menjadi Palembang. Dalam waktu itu, Putri Ong Tien meneruskan pelayarannya ke Pulau Jawa. Sampai di Cirebon dia mencari Sunan Gunung Jati. Tapi Sunan Gunung Jati sedang berada di Luragung. Putri itupun menyusulnya. Pernikahan antara Sunan Gunung Jati dengan putrid On Tien terjadi pada tahun 1481. Tapi saying pernikahan itu tidak berlangsung lama, karena pada tahun 1485 putri Ong Tien meninggal dunia. Maka dari itu, bila anda pergi ke Cirebon jangan heran bila melihat guci dan ornamen bersala dari Tiongkok, memang asalnya dari sana.
Ya Allah, curahkan dan limpahkanlah keridhoan atasnya dan anugerahilah kami dengan rahasia-rahasia yang Engkau simpan padanya, Amin

1 comment:

bangilan said...

Seikh Syarif Hidayatulloh banyak berjasa dalam penyebaran agama Islam di daerah Jawa Barat, trim mas artikelnya