4/22/2009

SUNAN KUDUS

WALISONGO VII
S U N A N K U D U S

Ada berbagai versi asal usul Sunan Kudus. Ada yang mengatakan Sunan Kudus itu adalah asli Jawa. Ada yang mengatakan berasal dari Palestina. Besar kemungkinan Sunan Kudus itu memang terdiri dari bebarapa orang, sebagimana Sunan Giri dari anak turunnya yang disebut Sunan Giri pula. Setiap ulama’ besar yang tinggal dan berda’wah di kota Kudus kemudian disebut Sunan Kudus, adapun orangnya, setelah meninggal di ganti dengan orang lain yang bergelar Sunan Kudus pula. Itulah sebabnya banyak versi tentang asal-asul Sunan Kudus. Sebenarnya, hikmah dari membaca sejarah para Wali adalah bagaimana ali tersebut menyiarkan agama Islam, sebagimana sifat-sifat para wali tersebut. Bukan hanya memperdebatkan asal-asul para wali tersebut.

1. LEGENDA SUNAN KUDUS DI NEGERI ARAB

Di kalangan mayarakat ada sebuah legenda atau dongeng bahwa pada jaman dahulu Sunan Kudus pernah pergi haji dan bermukim di sana untuk memperdalam agama Islam. Pada suatu ketika Sunan Kudus menderita penyakit kudis sehingga dihina oleh kawan-kawannya. Disebabkan kesaktiannya maka timbullah malapetaka di negeri Arab, yaitu berjangkitnya wabah penyakit. Segala daya telah diusahakan oleh Raja Arab untuk mengusir wabah penyakit itu tapi tidak berhasil. Akhirnya Raja mengirim utusan untuk menemui Sunan Kudus. Sunan Kudus diminta untuk memberikan jasa-jasanya. Berkat kesaktian Sunan Kudus bahaya wabah penyakit itupun menjadi reda. Karena jasa-jasanya maka Amir atau Raja di negeri Arab berkenan memberikan hadiah uang dan emas permata. Tapi Sunan Kudus menolak segala macam hadiah. Beliau hanya minta sebuah batu sebagai kenang-kenangan yang dipakai sebagai peringatan pendirian Masjid di Kudus. Sunan Kudus membawa batu itu pulang ke Tanah jawa.

2. MASJID NGANGUK WALI

SebelumRaden Ja’far Sodiq menetap di Kudus, ada seorang sakti yang dianggap tetuadi daerah Kudus. Namanay Ki Ageng Telingsing. Setelah usianya lanjut KiAgeng Telingsing bermaksud mencari pengganti. Beliau keluar rumah dan celingukan ke utara dan selatan. Dalam bahasa Jawa disebut Nganguk atau inguk-inguk. Tiba-tiba muncullah Raden Ja’far Sodiq dari arah selatan. Sunan Kudus atau Ja’far Sodiq diambil murid oleh Ki Ageng Telingsing sehingga ilmunya bertambah tinggi. Dalam waktu singkat beliau kemudian membangun Masjid yang kemudian disebut Masjid Nganguk Wali. Konon Masjid tersebut disebut juga Masjid Tiban, artinya ada dengan sendirinya dalam sekejab mata tanpa dibangun manusia. Sesudah Ki Ageng Telingsing meninggal dunia Sunan Kudus diangkat sebagai penggantinya yaitu penguasa daerah Kudus dan kemudian beliau bergelar Sunan Kudus.

3. LEGENDA MENARA KUDUS

Setelah Menjadi Penguasa Kota Kudus raden ja’far sodik membangun masjid lagi. Kebetulan pada saat itu majapahit jatuh ketangan orang demak. Sunan kudus adalah salah seorang senopati demak bintaro. Beliau tertarik pada pintu gerbang majapahit yang di anggapnya artistic dalam pikirannya terbanyangkan apabila pintu gerbang itu di pindah ke masjid yang baru di bangunnya tentu orang-orang hindu dan budha tidak merasa takut masuk masjid, karena bangunan itu sudah akrab dengan mereka. Sunan kudus kemudian berdo’a agar pintu gerbang itu menjadi kecil. Do’anya dikabulkan lalu pintu gerbang yang kecil itu dimasukan kedalam sorbannya. Sampai dikudus pintu gerbang itu diminta kepada Allah agar dibesarkan seperti semula. Do’anya dikabulkan lagi. Pintu gerbang itulah yang sekarang dinamakan menara kudus. Ini hanya legenda benarr tidaknya hanya Allah yang maha tahu.

4. DONGENG SUNAN KUDUS DAN KI AGENG KEDU

sunan kudus sebagai anggota Walisonga sangat terkenal namanya. Pada suatu hari ada seorang bernama ki ageng kedu merasa iri atas kebesaran nama sunan kudus. Ki Ageng kedu kemudian bermaksud menantang adu kesaktian dengan sunan kudus. Dia berangkat ke kudus dengan mengendarai tampah dan terbang bersama angin. Sampai di kudus ki ageng kedu tidak berlangsung ke tempat kediaman sunan kudus melainkan memamerkan kesaktiannya dengan terbang diatas rumah-rumah penduduk. Sunan kudus tersinggung melihat kepongahan Ki Ageng kedu itu. Beliau keluar rumah. Pada saat beliau mengetahui Ki Ageng kedu terbang diatas rumah maka ditudingnya ki ageng kedu sembari berkata “turun kau!” Ki Ageng kedu yang sedang melayang-layang di atas tampah merasa terkejud. Dia merasa di betot kekuatan raksasa dari bawah. Dicobanya melawan kekuatan itu dengan mengerahkan seenap kesaktian tapi tampah yang ditumpanginya tetap saja meluncur ke bawah. Byurrrrrr………!” ki ageng kedu mengumpat-umpat karena jatuh di tanah comberan alias becek. Dalam bahasa jawa disebut ngecember. Tempat ki ageng kedu jatuh dari tampahnya itu sehingga sekarang dinamakan jember diambila dari kata ngecember.

5. PEMBERONTAKAN KI AGENG PENGGING

Sebagai seorang senopati kerajaan demak, sunan kudus pernah mendapat tugas dari sultan demak bintaro untuk menumpas pemberonta bernama ki ageng pengging.
Sesungguhnya ki ageng pengging masih terhitung keluarga majapahit,masih terhitung saudara denan raden patah. Tapi ki ageng pengging berguru kepada syeh siti jenar yang tersesat sehingga dia juga dianggap orang yang membahanyakan rakyat. Ki Ageng pengging adalah cucuy Adipati Handayaningrat. Adipati handayaningrat ini adalah menantu raja brawijaya kertabumi. Namun sejak berguru kepada syeh siti jenar ki ageng pengging tidak lagi mengurus kadipatennya. Lebih-lebih setelah tanah jawa dikuasai oleh Raden patah murid sunan ampel yang kontra dengan gurunya yaitu syeh siti jenar maka ki ageng pengging semakin matas mengurus tugasnya selaku seorang adipati. Di awal tampuk kekuasaan raden patah ki ageng pengging sebenarnya sudah diperingatkan oleh patih wanasalam yaitu patih demak bintaro nggak menyengat. “Mengapa kau tidak segera menghadap ketika sultan demak mengutus orang untuk memanggilmu ?” Tanya patih Wanasalam. “Mengapa baru sekarang sri sultan teringat saudaranya yang ada di desa ?” gumam ki ageng pengging “Kau harus memakluminya anakmas sri sultan sangat sibuk mengatur Negara. “sahut patih wanasalam “saya kira tidak ada gunanya memanggil santri desa seperti saya ini.” Kata ki ageng pengging. Tak usah berbelit anakmas sekarang tingal kau pilih kau berada diluar atau didalam. Di atas atau dibawah ?” Tanya patih Wanasalam Saya tidak bisa memilih luar dalam atas bawah adalah milik saya semua. “sahut ki ageng pengging “itu serakah namanya harusnya anak mas memilih salah satu seorang mukmin tidak baik bersifat serakah. Bersikaplah bijaksana jangan hanya menurutkan nafsu lawwamah.” Selagi hidup di dunia saya kira siapa pun sukar membeskan diri dari nafsu lawwamah. Justru nafsuh itulah yang mendorong orang untuk menyucikan diri.” Bantah ki ageng pengging. “ringkasnya kau tidak mau menghadap ke demak ?” tukas patih Wanasalam. “Sekarang ini saya tidak berminat ebtahlah nanti. Bila Allah menghendaki berapakah jauhnya antara pengging dan bintaro ?” Baiklah anakmas saya beri tenggang waktu tiga tahun untuk berfikir masak-masak. Lewat takaran waktu itu aku sudah lepas tangan tak dapat membelamu lagi. “kata patih Wanasalam. “Terima kasih atas kebaikan paman patih” Ki wanasalam lalu minta diri. Langsung menuju demak. Sri sultan sudah lama menunggu kedatangannya. Ki wanasalam kemudian menceritakan pertemuannya dengan ki ageng pengging dari awal hingga akhir. Tuanku benar. Ki pengging memang mempunyai maksud tersembunyi. Tapi tuanku harus berlapang dada dan mampu menerima segala sesuatu. Hamba telah memberi batas waktu tiga tahun lewat dari batas waktu tersebut saya serahkan kepada tuanku sendiri.” “Terima kasih ki patih, “jawab sultan demak” Tiga tahun berlalu dengan cepatnya selama itu pula ki ageng pengging masih belum menghadap ke demak raden patah menjadi sedih karenanya. Lebih-lebih setelah diketahui bahwa ki ageng pengging itu murid syeh siti jenar yang dihukum mati karena menyebarkan ajaran yang sesat raden patah benar-benar berduka karena harus mengambil keputusan yang tidak disukainya.
Raden patah kemudian menanggil sunan kudus. Sunan kudus selaku senopati demak bintaro diperintahkan untuk membereskan persoalan ki ageng pengging. Bagi sunan kudus masalah ini agak rumit. Walau dia berhak membawa sejumlah pasukan demak tapi pantaslah kiranya menghadapi seorang santri desa dengan kekuatan angkatan perang. Tetapi santri desa itu sebenarnya mempunyai angkatan perang tersembunyi disetiap dada bekas prajurit dan perwira pengging yang kini menjadi petani biasa. Karena yang dihadapinya adalah seorang santri maka sunan kudus pun pergi sebagai seorang santri. Beliau dikawal tujuh orang murid pilihannya.
Seharian sunan kudus dan murid-muridnya berjalan. Belum lagi sampai di tempat tujuan hari sudah tampak gelap. Sunan kudus tidak mau bermalam di desa maka menyuruh murid-muridnya mendirikan tenda di hutan.
Sunan kudus tidak tidur hingga tengah malam pada tengah malam itulah dia menyuruh muridnya membunyikan bende kyai sima yaitu benda pusaka peninggalan mertuanya yang berujud gong kecil. Bende dibunyikan tiga kali suaranya mengaum seperti singa. Auman singa itu terus bergaung hingga menjelang pagi.penduduk desa disekitar hutan itu ketakutan, semalaman mereka tidak tidur mereka kuatir singa akan masuk desa dan mengganggu mereka.
Keesokan harinya berbondong-bondong mereka masuk ke dalam hutan sembari membawa senjata tajam. Tapi mereka tidak mendapatkan singa yang dicari. Hanya bertemu dengan sunan kudus dan murid-muridnya yang sedang membongkar tenda. “Tidakkah tuan mendengar singa mengaum semalam ?” Tanya kepala desa. “Tidak “jawab sunan kudus “Andaikata singa di hutan ini tentu kami sudah lari ke desa tidak bermalam di hutan ini.”
Sungguh aneh, kami tidak tidur berjaga jaga semalaman karena mendengar suara singa dari arah sini. Kalau begitu namakan desa ini desa singa karena kau mendengar suara singa padahal tidak ada singa. “jawab sunan kudus.
Penduduk menurut sunan kudus meneruskan perjalanannya. Tidak berapa lama sampailah dia di desa pengging. Murid-murid sunan kudus disuruh menunggu di pinggir desa sedang sunan kudus masuk ke desa itu menuju rumah Ki Ageng Pengging. Sampai di halaman rumah ki ageng pengging sunan kudus bertemu dengan seorang pelayan. Siapakah tuan ?” Tanya si pelayan.
“Saya utusan tuhan,datang dari kudus hendak menemui ki ageng penggeng “kata sunan kudus dia sengaja menggunakan ucapan mantiq atau logika karena syeh siti jenar gurunya ki ageng pengging suka hal-hal yang nyleneh. Sudah berapa hari ki ageng mengurung dirinya di dalam kamarnya, kata si pelayan beliau tidak dapat menemui seorangpun.”
Sunan kudus menatap tajam pelayan itu kemudian berkata kau dengar tidak ucapanku ? katakana saja apa yang telah kukatakan padamu tadi. Tanpa bicara lagi pelayan itu masuk, memberitahukan kedatangan tamu aneh itu kepada ki ageng pengging sunan kudus dipersilahkan masuk menyampaikan pesan sultan demak. “Wahai Ki Ageng saya diutus sri sultan untuk menayakan mana yang kau pilih di luar atau di dalam ? diatas atau di bawah ?”
Sangat membingungkan kalau disuruh memilih luar dalam atas bawah semua adalah milikku “jawab Ki ageng. Saya sudah mengira ki ageng memang begitu “kata sunan kudus “saya pernah mendengar bahwa ki ageng bisa mati di dalam hidup dan hidup di dalam mati. Cobalah buktikan saya ingin mengetahui.” Ki ageng berkata “memang begitu engkau menyangka apa pun tentang aku maka aku akan menurut persangkaanmu. Kau anggap aku ini santri, memang aku santri kau anggap aku ini raja. Siapapun tidak dapat memungkiri bahwa aku ini memang keturunan raja. Kau anggap aku ini rakyat memang aku ini rakyat, kau anggap aku ini Allah, memang aku Allah.
Yakinlah sunan kudus, bahwa ki ageng pengging yang nama aslinya kebo kenanga itu adalah murid syeh siti jenar yang tersesat. para wali telah menghukum syeh siti jenar karena mendakwakan dirinya itu Allah dan tidak mau mengerjakan syariat. Sunan Kudus yang ditunjuk para wali sebagai pelaksana eksekusi atas diri Syeh siti jenar itu. Sekarang Ki Ageng Pengging mengaku dirinya Allah, maka sunan kudus berniat menghukum secara tegas sesuai perintah sultan Demak. ’’ Seperti pengakuan Ki Ageng sendiri bahwa Ki Ageng dapat mati di dalam hidup, saya ingin melihat buktinya. ’’ kata Sunan Kudus. ’’ kalau itu yang di kehendaki Sultan Demak maka engkau harus membuat sebab, tak ada makhluk mati tanpa sebab. Tapi kuminta aku sendiri yang mati, jangan membawa-bawa anak turunku. ’’ Baik, jangan kutir Ki Ageng.’’
Sunan Kudus tahu titik lemah Ki Ageng yaitu di siku tangannya.Maka Sunan kudus cepat menemui murid-muridnya. Mereka segera bergerak meninggalkan desa pengging. Nyai Ageng menjerit sejadi-jadinya ketika mengetahui suaminya sudah tidak bernyawa lagi. Tetanggapun segara berdatangan, bekas perwira dan prajurit pengging segera berkumpul. Mereka telah mengambil senjata yang telah bertahun-tahun disimpan rapi tanpa digunakan lagi. Bekas senopati Pengging memutuskan untuk mengejar Sunan kudus dan murid-muridnya. Sekitar 200 orang Pengging lari menejar Sunan Kudus sembari mengangkat senjata.
Sunan Kudus mengetahui dirinya dikejarbukannya malah lari, justru menunggu kedatangan orang-orang Pengging itu di bawah pohon pucung. Setelah agak dekat, Sunan Kudus membunyikan Bende Kyai Sima. Seketika muncullah ribuan prajurit Demak yang berlarian ke sana ke mari. Orang-orang Pengging menjadi bingung karenanya. Sunan Kudus memerintahkan ribuan prajurit itu bergerak kearah timur, maka orang-orang Penggingpun mengejar ke arah timur tapi tidak berapa lama kemudian ribuan prajurit itu lenyap. Orang-orang Penggingpun terpaku ditempatnya berdiri, akal mereka seperti hilang menghadapi kesaktian Sunan Kudus.
Akhirnya Sunan Kudus merasa kasihan, orang-orang Pengging dibuatnya sadar kembali.
“ Kalian rakyat kecil tak usah ikut campur urusan ini. Jika Ki Ageng lain lagi. Dia telah memberontak, tapi tidak mau menghadap ke Demak , sudah pantas dia menerima hukuman dari Sultan Bintaro.” Orang-orangPengging akhirnya sadar, dengan siapa mereka berhadapan. Sunan Kudus adalah Senopati Demak dan Senopati Walisongo yang kondang akan seribu satu kesaktiannya. Mereka takkan sanggup melawan Sunan Kudus yang pernah menjadi panglima perang dalam perang Demak- Majapahit. “Ada pekerjaan yang lebih penting yaitu uruslah jenazah Ki Ageng Pengging, “kata Sunan Kudus. Orang-orang Pengging itu pada akhinya menurut. Mereka segera kembali ke Pengging, mengurus jenazah pemimpin mereka.
Demikian kisah Sunan Kudus ketika menjalankan tugas dari Sultan Bintoro untuk menghukum murid Syeh Siti Jenar. Sunan Kudus juga ahli di bidang seni suara. Beliaulah yang pertama kali menciptakan lagu dan tembang “Mijil “ dan “ Maskumambang “. Kalau Sunan Kudus sudah menabuh gamelan dan menyanyikan lagu keagamaan maka rakyat berbondong-bondong mendengarkan dari dekat. Dalam kesempatan itulah beliau menyelinginya dengan da’wah.
Ya Allah, curahkan dan limpahkanlah keridhoan atasnya dan anugerahilah kami dengan rahasia-rahasia yang Engkau simpan padanya, Amin

1 comment:

bangilan said...

Beliau menyebarkan agama Allah didaerah Kudus, wahai warga Kudus anda hrs berterima kasih pada beliau, Ok terima kasih artikenya mas