3/15/2009

SHEIKH ABDUL QODIR JAILANI RA Bagian II

Sheikh Abdul Qodir r.a
Kelahiran

Asy Sheikh Abdul Qodir r.a dilahirkan di Jilan di kota terpencil pelosok Tabaristan pada tahun 471 masehi. Dimasa bayinya beliau tidak mau menyusu di waktu siang bulan Romadhon, sebagai pemeliharaan Allah SWT atasnya. Beliau adalah Syaikh Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qodir bin Abu Saleh Jank Dausat bin Abi Abdillah bi Yahya Az Zahid bin Muhammad bin Daud bin Musa bin Abdulah Al-Mahd bin Hasan Al Mutsanna Ibnul Hasan As Sibth bin Ali bin Abi Tholib suami Siti Fatimah Binti Muhammad Rasululloh SAW
Tausiyah II

Berkenaan dengan manusia, Syaikh Abdul Qadir berkata, “betapa menakjubkan manusia, dan betapa indah hikmah Sang Pencipta. Jika saja ia tidak mengikuti hawa nafsunya maka ia akan memerintah dengan akal. Jika bukan karena kerumitan karakternya maka ia akan dibanjiri berbagai makna. Dia adalah peti besi tempat menyimpan berbagai rahasia kegaiban, dia juga merupakan wadah cahaya sekaligus kegelapan yang menakutkan. Dia yang roh di dalamnya ditabiri dengan bentuk dari berbagai sumber ajaib yang keindahan dalam setiap unsurnya ditampakkan di depan malaikat”.
Firman Allah Ta’ala, “Telah Kami muliakan anak cucu Adam (dalam majelis tersebut) .. dan Kami istimewakan mereka (dengan akal)”.
Ini merupakan isyarat bahwa manusia berasal dari Allah, Sang Maha Mengetahui yang tampak dan yang tersembunyi. Setiap karang Ilahi yang berada di atas perahu Al-Ilm membawa mutiara arwah dari lautan hakikat untuk menyempurnakan pancaran Nuur AL-Yaqin. Kapal tersebut berlayar dengan tiupan angin roh ke medan pertarungan. Sang Sultan (akal) yang terdapat di dalamnya bangkit, saling berhadapan dan saling serang dengan sultan Hawa di medan dadanya. Pada saat itu nafsu merupakan tentara khusus bagi sultan hawa dan roh adalah tentara elit Sultan akal. Kemudian terdengarlah teriakan, “Wahai kuda Allah berlarilah dan bala tentara Allah munculah, serta majulah kemari wahai sultan hawa.” Semua menginginkan kemenangan partainya dan semua menginginkan kekalahan lawannya”.
Pada saat itu taufiq (pandangan baik Allah) dengan Mata pengawasan-Nya terhadap para wali- berkata kepada kedua belah pihak atas nama Allah, “Barang siapa yang aku dukung, maka kemenangan baginya. Dan barang siapa yang aku tolong, maka kebahagiaan di dunia dan akhirat baginya. Kemudian aku tidak akan berpisah dengan siapapun yang aku dampingi sampai ia duduk di kursi Ash-Shidq “.
Saudaraku, ikuti akalmu maka ia akan membawamu mencapai ujung kebahagiaan besar. Dan jauhilah hawa dan nafsumu maka engkau akan melihat keajaiban kegaiban roh samawi dan pada saat itu fisikmu akan terbang, melayang dengan sayap inayah (pertolongan) dari sarang empuknya ke pohon “yang tinggi”. Membuat sarang di dalam AL-Qarb (kedekatan) dan mencicitkan kerinduan dan membisikkan kebahagiaan serata mengambil permata hakikat dari punggung Al-Ma’arif, meninggalkan sarang sebelumnya di kegelapan eksistensinya.
Jika engkau telah luruh dari dunia, maka yang tersisa hanyalah rahasia-rahasia hati. Saat itu apabila Dia melihat ke dalam harimu, didapatinya hatimu bak ‘arsy-Nya . kemudian Ia simpan di dalamnya realitas – realitas / hakikat semua ilmu dan Ia jadikan hati tersebut sebagai wadah pengetahuan. Saat itulah engkau akan melihat dengan hatimu keindahan azazli, menepiskan semua yang disifati dengan al-Huduts (sesuatu yang baru). Mata hatimu akan bertemu dengan orang-orang alam malakut dalam cermin kedekatan. Dengan mata bathinmu engkau akan melihat berbagai penyingkapan tentang realitas ayat-ayat (kauniyah). Dengan demikian efek dari tanda-tanda kauniyah hilang dari lembar perhatianmu.
Akal yag telah tercerahkan ini bagaikan bintang terang di kegelapan. Pikiran yang bersih merupakan indikasi pemilik pengetahuan. Dan inayah yang disebutkan tadi menyingkapkan eksistensi keyakinan yang merupakan tirai keraguanmu apabila engkau dipenuhi prasangka. Sedangkan iradah / hasrat yang disebutkan setelahnya akan memotong pikiran bathil dengan tangan Al-Haq dalam keterbatasan dalil.
Syaikh Abdul Qadir berkata, “Saudara, hendaknya kalian bersungguh-sungguh dan memurnikan jiwa. Tanpa keduanya, manusia tidak akan dapat mendekatkan diri kepada-Nya.
Saudara, apabila keikhlasan dipukulkan ke dalam ruang hatimu dengan tongkat Musa, maka akan terpancar darinya sumber kearifan hikmah. Dengan sayap keikhlasan seorang arif akan terbang dari kegelapan kepada cahaya Al-quds yang luas kemudian turun di tempat yang diperuntukkan bagi As-Shidq.
Tidak akan memancar cahaya keyakinan dari dalam hati seorang hamba kecuali dipancarkan pula cahaya kewalian dari wajah lahiriyahnya, namanya diseru oleh para malaikat di alam tinggi (malakut al-a’la) dan dihari qiyamat dimasukkan ke dalam golongan ash-shiddiqiin.
Penentanganmu terhadap syahwat diri merupakan bentuk pemisahan (tajrid), bahkan pengesaan Allah. Perbuatan tersebut memancarkan sinar kerinduan-Nya ke dalam hati setiap ‘arif hingga hati tersebut tidak lagi dapat menyerap kenikmatan selain-Nya. Perbuatan tersebut pula yang terus menggelorakan hati hingga sampai ke lembah cinta-Nya. Dan jalan kepada Allah tidak akan dapat ditempuh kecuali dengan tambahan kesungguhan. Kebersamaan dengan-Nya tidak akan dapat dicapai kecuali dengan menghancurkan harta dan menjauhi manusia demi akhirat. Tidak akan mencapai kondisi tersebut kecuali dengan menguasai dunia dan isinya. Sebuah pandangan-Nya kepadamu sudah cukup agar engkau meninggalkan semua yang ada. Sebuah lirikan-Nya kepadamu sudah berarti banyak agar engkau meninggalkan dunia. Wahai fulan jika hatimu telah bersih , engkau akan melaksanakan perintah Allah. Jika engkau melihat ke dalam fikiran para ‘arif, maka engkau akan menemukan cahaya Penciptanya memancar dari sirr mereka.
Ketahuilah, para wali setara dengan golongan istimewa para sulthan, orang-orang ‘arif bagaikan orang-orang kepercayaan para Raja. Dan sesudah seorang wali mengalami manisnya penyaksian, maka ia sudah berhak mengalami pahitnya kondisi budala’ (transofrmasi).
Wahai anakku, mata orang-orang istimewa tidak akan memandang dunia dan tidak akan tertipu oleh gemerlapnya. Mereka memahami firman Sang Kekasih, “Dan kehidupan dunia ini tidak lain adalah kesenangan yang menipu”.
Anakku, setan akan masuk ke dalam hati melalui berulangnya kelezatan dan akan menyeberang ke dada melalui pelampiasan syahwat kemudian ia akan mengecoh hamba dengan mengejar dunia.
Beruntunglah mereka yang sadar dari terlelapnya akal, yang menjernihkan kondisi spiritualnya dengan mengejar kedekatan dengan Tuhannya, dan dengan beradab pergi ke Sang Maha Menghitung, dan berlomba-lomba berjalan menuju akhirat serta mengintrospeksi apa yang seharusnya ditingalkan dalam dirinya. Karena sesunguhnya dunia adalah tempat persinggahan sementara, dan kiyamat semakin dekat.
Kemudian Syaikh Abdul Qadir berkata :
Ketika kita yakin disingkapkan bagi kita tirai, Dan jika bukan karena perkataan jujur, Tidak akan terangkat hijab. Syaikh Abdul Wahab meriwayatkan, “suatu ketika ayahku (Syaikh Abdul Qadir) menderita sakit yang amat parah. Kami sudah berkumpul di sekelilingnya, menangis. Saat itu beliau sedang tidak sadarkan diri. Kemudian beliau sadar dan berkata, “Jangan menangis karena aku tidak akan mati karena Yahya masih ada di tulang belakangku dan aku harus mengeluarkannya ke dunia”, Waktu itu kami mengira ucapannya itu dikarenakan sakitnya. Beberapa waktu kemudian beliau sembuh dan mengawini seorang Habsyi yang kemudian melahirkan Yahya (anak bungsu beliau). Dan baru meninggal dunia lama setelah kejadian tersebut”.
“Luruhlah dari makhluk dengan hukum Allah, dari hawa nafsumu dengan perintah Allah dan dari keinginanmu dengan perbuatan Allah. Saat itu engkau telah menjadi wadah bagi ‘ilm Allah”.
Kemudian indikasi keluruhanmu dari makhluk adalah putusnya engkau dari mereka dan berhenti berharap dengan apa yang ada di tangan mereka. Sedangkan indikasi keluruhanmu dari dirimu dan hawa nafusmu adalah ketidak tergantunganmu kepada sebab dalam mendapatkan manfaat dan menolak bahaya. Semua yang ada pada dirimu tidak bergerak olehmu , tidak bersandar kepada apa yang engkau miliki dan menyerah kepada nafsumu tetapi menyerahkan semua itu kepada Allah yang lebih baik untuk mengaturnya.
Tanda keluruhanmu dari hasrat adalah hanya Allah yang engkau inginkan. Bahkan perbuatan Allah mengalir dalam dirimu saat anggota tubuhmu diam tak bergerak, rohmu tenang, dadamu lapang, dan ketidak-butuhanmu kepada segala sesuatu. Engkau dibolak-balik oleh tangan takdir, dipanggil oleh lisan Al-Azal..(keabadian), diajari oleh Tuhan sekalian alam. Dia dipakaikan kepada dirimu dari cahayaNya, dianugerahinya engkau kedudukan para ahli ilmu terdahulu. Maka engkau akan selalu lebur, tidak ada hasrat dalam dirimu kecuali kehendak (iradah) Allah. Saat itulah engkau dilekatkan kepadamu penciptaan dan ke-supranatural-an, sehingga di level lahiriah semua itu terlihat berasal dari dirimu, padahal hakikatnya (dalam pengetahuanmu) hal tersebut berasal dari perbuatan Allah. Ini adalah permulaan yang lain. Dan saat engkau menemukan iradah dalam dirimu semakin membesar, maka engkau telah mencapai kebersamaan(wushul) bersama Ilahi.
“Jadi, fana memiliki batas sekaligus tujuan, yaitu apabila yang tersisa hanya Allah seperti sebelum Ia menciptakan makhluk. Inilah kondisi keluruhan (fana’). Apabila engkau mati dari makhluk, akan dikatakan kepadamu “Rahimakumullah”, apabila engkau mati dari keinginan diri, maka akan dikatakan kepadamu “Rahimakumullah wa Ahyaa” (Semoga Allah merahmatimu dan menghidupkanmu). Ketika itulah engkau akan hidup dalam kehidupan tanpa kematian sesudahnya., kekayaan tanpa pernah miskin, pemberian tanpa pernah putus, pintar tanpa kebodohan, keamanan tanpa disusuli rasa takut, kebahagiaan tanpa kesedihan, kemuliaan tanpa kehinaan, kedekatan tanpa merasa jauh, keagungan tanpa kehinaan, kemurnian tanpa kekotoran.

Do’a – doa Sheikh Abdul Qodir Jaelani

Syaikh Abdul Wahab dan Syaikh Abd Rahman berkisah, “perkataan yang biasa beliau pergunakan dalam majlisnya adalah, ‘Alhambulillahir Robbil Aalamiin, Alhamdulullahi Rabbil Aalamiin, Alhamdulillahi Rabbil Alamiin sebanyak ciptaanNya dan seberat ‘arsyNya, seberat keridhaan diriNya, sebanyak kalamNya dan puncak pengetahuanNya dan semua yang Engkau kehendaki. Aku bersaksi bahwa tdak ada Tuhan selain Allah, pemilik kerajaan dan pemilik pujian, Yang menghidupkan dan mematikan. Dia Maha Hidup dan tidak pernah mati. Di tanganNya segala kebajikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada pembantu, tidak ada menteri, tidak ada penolong. Maha tunggal Dia yang tidak beranak maupun diperanakkan, tidak memiliki bentuk fisik yang dapat dipercantik, tidak ada esensi yang dapat dipercantik, tidak pula memiliki ‘ardh, sehingga ketidak sempurnaan dapat dinisbatkan kepadaNya. Dia tidak memiliki menteri dan tidak pula memiliki sekutu yang ke-Agungannya setara denganNya atau ikut ambil bagian terhadap apa yang diciptakanNya. Tidak ada yang sama denganNya dan Dia Maha Mendengar.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya, kekasihNya yang dipilihNya dari makhluk-makhlukNya, dan yang telah mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.
Ya Allah Limpahkanlah ridhoMu kepada Imam Abu Bakar Ash-Shidiq yang panjinya berkibar tinggi, yang dikokohkan dengan hakikat, ditempatkan di posisi khalifah sang Pengasih, yang berasal dari keluarga terhormat, yang namanya digandengkan dengan nama beliau SAW dan juga kepada Imam Abi Haffash Umar bin Khatab yang sedikit berkhayal banyak beramal, tidak kenal takut, yang keputusannya disetujui oleh Al-Qur’an dan Sunah. Dan kepada Imam Dzun-Nurain Abu Amru Utsman bin Affan serta kepada Pahlawan dan suami perawan suci, sepupu Rasulullah SAW, si pedang Allah yang terhunus, pendobrak pintu dan penghancur laskar, Imam dan ulama agama, hakim syar’i yang ditampakkan keajaiban darinya imam Abi Hasanain Ali bin Abi Thalib, juga kepada kedua Syahid agung Hasan dan Husain, serta kepada kedua paman yang mulia Hamzah dan Abas dan kepada para muhajir dan anshar serta para tabi’in dan tabi’i-tabi’in hingga hari qiyamat ya Tuhan Sekalian alam.
Ya Allah luruskanlah para Imam dan pemimpin rakyat, satukan kalbu mereka dalam kebaikan, jauhkan kejelekan dari mereka. Ya Allah Engkau lebih mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati kami maka luruskanlah ia. Engkau Maha Mengetahui dosa-dosa kami, maka ampunilah kami. Engkau Maha Mengetahui aib-aib kami, maka tabirilah semua itu. Engkau Maha Mengetahui kebutuhan kami, maka penuhilah semua itu. Jangan tunjukkan kami yang Engkau larang dan jangan Engkau jadikan kami lalai melaksanakan perintahMu. Muliakanlah kami dengan ketaatan kepadaMu dan jangan hinakan kami dengan kemaksiyatan. Sibukkan kami hanya untukMu. Potong semua yang memutuskan kami dariMu. Dan ilhami kami untuk selalu mengingatmu, bersyukur kapadaMu dan beribadah kepadaMu.
Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan wajahnya dan berkata, “Tiada Tuhan selain Allah, apa yang Ia kehendaki jadi, dan apa yang tidak Ia kehendaki tidak akan terwujud. Maha Kuasa Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuai dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Ya Allah jangan hidupkan kami dalam kelalaian dan jangan Engkau anggap ketidak sengajaan kami. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebaikan yang dilakukannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dilakukannya. (Mereka berdoa) : Ya Tuhan kami jangan Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, jangan Engkau bebankan kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, jangan Engkau pikulkan kami apa yang tidak sanggup kami pikul. Beri maafMu untuk kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.
Wafatnya Sheikh Abdul Qodir Jailani

Pada usia genap 91 tahun masehi beliau wafat tepatnya pada tanggal 11 Rabiul Akhir tahun 561 Hijriyah. Beliau dimakamkan di Baghdad dan maqam (kubur)nya banyak diziarahi orang-orang dari berbagai pelosok negeri. Semoga Allah SWT selalu meridhoinya dan memberi kita semua manfaat dengannya. Allahumma Amin.
Ya Allah, curahkan dan limpahkanlah keridhoan atasnya dan anugerahilah kami dengan rahasia-rahasia yang Engkau simpan padanya, Amin

1 comment:

Unknown said...

Artikelnya bagus mas , tlong dimuat yang lainnya mengenai SHEKH ABDUL QODIR JAELANI, TULISAN yang menarik